Gerba BHF
Tgl 22 Mei 2020
Tema: Hati Yesus yg Maharahim
(367) Pada suatu kesempatan, Yesus memberitahukan kepadaku bahwa ketika aku berdoa
untuk ujud-ujud yang dipercayakan orang kepadaku, Ia selalu siap memberikan rahmat-Nya,
tetapi jiwa-jiwa tidak selalu mau menerimanya. “Hati-Ku meluap-luap mengalirkan
kerahiman yang melimpah kepada jiwa-jiwa, teristimewa kepada jiwa orang-orang
berdosa yang malang. Kalau saja mereka memahami bahwa Aku adalah Bapa yang
paling baik bagi mereka, dan bahwa bagi merekalah Darah serta Air mengalir dari Hati-Ku
seperti dari mata air jernih yang meluapkan kerahiman! Bagi mereka, Aku tinggal di
dalam tabernakel sebagai Raja Kerahiman. Aku ingin melimpahkan rahmat-Ku kepada
jiwa-jiwa, tetapi mereka tidak mau menerimanya. Sekurang-kurangnya engkau, datanglah
kepada-Ku sesering mungkin, dan ambillah rahmat-rahmat yang mereka tolak itu.
Dengan cara ini, engkau akan menghibur Hati-Ku. Oh, betapa acuh tak acuh jiwa-jiwa itu
kepada kebaikan-Ku yang sedemikian besar, kepada begitu banyak bukti cinta-Ku! Yang
diminum Hati-Ku hanyalah sikap tidak tahu terima kasih dan sikap tidak mau tahu dari
jiwa-jiwa yang hidup di dunia.
Mereka memiliki waktu untuk datang kepada-Ku guna
mengambil rahmat.”
“Maka aku berpaling kepadamu! Hai kamu – jiwa-jiwa pilihan – apakah kamu juga akan
gagal memahami kasih Hati-Ku?
Di sini pun Hati-Ku telah dikecewakan; aku tidak
menemukan orang yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada kasih-Ku.
Begitu banyak
syarat, begitu banyak ketidakpercayaan, begitu banyak kekhawatiran. Untuk
menghiburmu, biarlah Aku katakan kepadamu bahwa ada jiwa-jiwa yang hidup di dunia
ini yang mengasihi Aku dengan mesra.
Aku bersemayam dalam hati mereka dengan
penuh sukacita.
Tetapi, jumlah mereka tidak banyk.
Di biara-biara pun, ada jiwa-jiwa yang
memenuhi Hati-Ku dengan sukacita.
Mereka mengemban ciri-ciri-Ku; oleh karena itu,
Bapa surgawi memandang mereka dengan kepuasan yang istimewa.
Mereka akan
dikagumi oleh malaikat dan manusia.
Jumlah mereka sangat sedikit.
Bagi dunia, mereka
adalah suatu pembelaan di hadapan keadilan Bapa surgawi dan sarana untuk
memperoleh kerahiman bagi dunia.
Kasih dan pengurbanan jiwa-jiwa ini menopang
keberadaan dunia. Ketidaksetiaan suatu jiwa yang Kupilih secara khusus melukai Hati-
Ku dengan paling menyakitkan. Ketidaksetiaan seperti itu adalah pedang yang
menembus Hati-Ku.”