GERBA BHF
Tgl 14 Mei 2020
Tema: Hati Yesus yg Maharahim
(167) Hari ini [November 1932],
Aku tiba di Warsawa untuk menjalani probasi ketiga.
Sesudah pertemuan ramah-tamah bersama para Muder, aku pergi ke kapel kecil untuk
beberapa saat.
Tiba-tiba kehadiran Allah memenuhi jiwaku, dan aku mendengar kata ini,
“Putri-Ku, Aku ingin agar hatimu dibentuk mengikuti model Hati-Ku yang rahim.
Engkau harus sepenuhnya dipenuhi dengan kerahiman-Ku.”
Muder Pembimbing yang tercinta tiba-tiba menanyai aku apakah aku sudah menjalani suatu
retret pada tahun itu, dan aku berkata belum. “Kalau begitu, engkau harus menjalani lebih
dulu suatu retret sekurang-kurannya selama tiga hari.”
Syukur kepada Allah, di Walendow sedang dilaksanakan suatu retret delapan hari, dan aku
dapat ambil bagian di dalamnya.
Tetapi, kesulitan-kesulitan muncul dalam kaitan dengan
kepergianku ke retret itu. Ada orang yang sangat menentang kepergianku, dan [tampaknya]
aku tidak dapat pergi. Sesudah makan siang, aku masuk ke kapel untuk adorasi selama lima
menit.
Tiba-tiba aku melihat Tuhan Yesus, yang berkata kepadaku, “Putri-Ku, Aku sedang
mempersiapkan banyak rahmat bagimu, yang engkau akan terima selama retret yang
akan engkau mulai besok pagi.”
Aku menjawab, “Yesus, retret itu sudah dimulai, dan aku
konon tidak akan pergi.” Dan Yesus berkata kepadaku, “Bersiaplah untuk retret itu sebab
engkau akan memulai retret itu besok.
Dan mengenai keberangkatanmu, Aku akan
mengaturnya dengan para superior!”
Dalam sekejap Yesus menghilang.
Aku mulai bertanya-tanya bagaimana mungkin hal ini terjadi.
Tetapi, dalam sekejap aku
dapat menyingkirkan semua pikiran itu dan memanfaatkan waktu yang kupunyai untuk
berdoa, memohon agar Roh Kudus memberikan terang untuk dapat melihat seluruh
kepapaan yang ada padaku.
Sesaat kemudian, aku meninggalkan kapel kecil untuk
melaksanakan tugas-tugasku.
Sekonyong-konyong Muder Jederal memanggil aku dan
berkata, “Suster, hari ini engkau akan pergi ke Walendow bersama Muder Waleria sehingga
engkau dapat memulai retret itu besok. Untunglah, Muder Waleria kebetulan ada di sini dan
engkau dapat pergi bersamanya.”
Dalam waktu kurang dari dua jam, aku sudah berada di
Walendow.
Aku merenung sejenak dalam hatiku dan menyadari bahwa hanya Yesus yang
dapat mengatur hal-hal seperti itu.